Pendahuluan
nCO2(g) + mH2O(l) → Cn(H2O)m + nO2
Karbohidrat
selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Karbohidrat di alam terdapat
dalam jumlah yang besar, terutama dalam tumbuh-tumbuhan, berkisar antara 60-90
% dari bahan padatnya. Pati, rayon serat, kapas, dan bermacam-macam gula,
adalah tergolong senyawaan karbohidrat.
Secara biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton)
dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa
yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul
air.Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandungnitrogen, fosforus,
atau sulfur.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Penggolongan
karbohidrat
1. Monosakarida
Satuan
karbohidrat yang paling sederhana dengan rumus CnH2nOn dimana n
= 3 – 8 . Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana
lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida
dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa,
tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa.
C3H6O3 :
triosa
C4H8O4 :
tetrosa
C5H10O4 :
pentose
C6H12O4 :
heksosa
Monosakarida
atau gula sederhana hanya terdiri atas satu unit polihidroksialdehida atau
keton atau hanya terdiri atas satu molekul sakarida. Kerangka monosakarida
adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom
karbon
berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa. Berbagai jenis monosakarida aldosa dan ketosa.
berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa. Berbagai jenis monosakarida aldosa dan ketosa.
Macam-macam monosakarida
a. Aldosa: monosakarida yang mengandung gugus
aldehid.
Contoh: Gliseraldehid
b. Ketosa:
monosakarida yang mengandung gugus keton.
Contoh: Dihidroksiaseton
2. Disakarida
Disakarida
adalah karbohidrat yang terdiri dari 2 satuan monosakarida. Dua monosakarida
dihubungkan dengan ikatan glikosidik antara C-anomerik dari satu unit
monosakarida dengan gugus –OH dari unit monosakarida yang lainnya. Beberapa
disakarida yang sering dijumpai: Maltosa, Selobiosa, Laktosa,
Sukrosa·
Jenis disakarida:
Selubiosa ® b-D-Glukosa
+ b-D-Glukosa
Maltosa ® a-D-Glukosa
+ b-D-Glukosa
Sukrosa ® a-D-Glukosa
+ b-D-Fruktosa
Laktosa ® a-D-Glukosa
+ b-D-Galaktosa
3. Polisakarida
Polisakarida
atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. Polisakarida dapat
dibagi menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisakarida yang mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis
monosakarida, sedangkan heteropolisakarida bila mengalami hidrolisis sempurna
menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida. Rumus umum polisakarida yaitu
C6(H10O5)n.
Jenis polisakarida adalah:
a. Selulosa
Selulosa (C6H10O5)n adalah
polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari beta-glukosa. Selulosa
merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh
manusia.
b. Glikogen
Glikogen adalah
salah satu jenis polisakarida simpanan dalam tubuh hewan. Pada manusia dan
vertebrata lain, glikogen disimpan terutama dalam sel hati dan otot. Glikogen
terdiri atas subunit glukosa dengan ikatan rantai lurus (α1→4) dan ikatan
rantai percabangan (α1→6). Glikogen memiliki struktur mirip amilopektin (salah
satu jenis pati) tetapi dengan lebih banyak percabangan, yaitu setiap 8-12
residu.
c. Pati
atau amilum
Pati atau amilum adalah
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar
dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin.
4. Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer dengan
derajat polimerasasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam
air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida, bila
tiga molekul disebut triosa, bila sukrosa terdiri dari molekul glukosa dan
fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Ikatan
antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik. Ikatan ini terbentuk
antara gugus hidroksil dari atom C nomor satu yang juga disebut karbon anomerik
dengan gugus hidroksil dan atom C pada molekul gula yang lain.
Ikatan glikosidik biasanya terjadi
antara atom C no. 1 dengan atom C no. 4 dengan melepaskan 1 mol air. Ada
tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya
gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif.
Oligosakarida dapat diperoleh dari
hasil hidrolisis polisakarida dengan bantuan enzim tertentu atau hidrolisis
dengan asam. Pati dapat dihidrolisisi dengan enzim amilase menghasilkan
maltosa, maltotriosa, dan isomaltosa. Bila pati dihidrolisis dengan enzim
transglukosidase akan dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat
polimerisasi yang lebih besar. Senyawa ini disebut dekstrin yang sangat larut
dalam air dan dapat mengikat zat-zat hidrofobik sehingga dipergunakan sebagai
food additive untuk memperbaiki tekstur bahan makanan.
Fungsi
Karbohidrat
a.) Sebagai Energi
Fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber
utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan
harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan
karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
b.) Pemberi Rasa Manis Pada Makanan
Karbohidrat
memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak
mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila
tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa
adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
c.) Penghemat Protein
Bila karbohidrat
makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya,
bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun
d.) Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat
mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan
bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam
beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan
natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau
asidosis yang dapat merugikan tubuh.
e.) Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat
membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi
bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung
koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.Laktosa dalam susu
membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna,
sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntung
f.) melindungi protein agar tidak
dibakar sebagai penghasil energy
Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
g.) membantu metabolisme lemak dan proteian dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
h.)
di dalam hepar berfungsi
untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
i.) beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus didalam
tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyarapan kalsium. Ribosa merupakan
komponen tang penting dalam asam nukleat.
j.) selain
itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (
diatary fiber ) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi
REAKSI-REAKSI KARBOHIDRAT
Sifat-sifat
kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam molekul
yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat kimia
karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan senyawa karbohidrat yang satu dengan yang
lainnya. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi
terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini karena adanya gugus aldehid
atau keton bebas pada karbohidrat. Pereaksi-pereaksi karbohidrat seperti:
a.
Pereaksi Barford
Terdiri atas tembaga (II) asetat dan asam asetat dalam pelarut
air yang digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dan disakarida.
Monoskaarida cepat sekali mereduksi ion Cu(II) menjadi Cu(I) sedangkan
disakarida agak lambat, walaupun dengan konsentrasi yang sama. Reaksinya :
Monosakarida
+ Cu2+ → Cu2O
(cepat)
Disakarida
+ Cu2+ → Cu2O
(lambat)
·
Reaksi pada uji barford
O O
║ Cu2+
asetat ║
R—C—H +
─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH
n-glukosa
E.merah
monosakarida
bata
KH + campuran CuSO4 dan CH3COOH terbentuk Cu2O endapan merah bata
b.
Pereaksi Molisch
Terdiri dari
α-naftol dalam pelarut alkohol. Jika
glukosa ditambahkan pereaksi ini kemudian dialirkan asam sulfat pekat secara
hati-hati maka akan terbentuk 2 lapisan zat cair. Pada batas antara kedua
lapisan itu terbentuk cincin warna ungu akibat terjadinya reaksi kondensasi
antara α-naftol dan furfural (furfural terbentuk akibat
dehidrasi glukosa dalam asetat yang panas)
Uji molisch adalah uji kimia
kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai
penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini
didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin
furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin
ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel
Sampel yang diuji dicampur
dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah
pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan
dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan
larutan atau hanya membentuk lapisan.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4
pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian
bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna
ungu.
c. Pembentukan
asetat
Suatu reagensia
yang lazim untuk esterifikasi alkohol ialah anhidrida asam asetat, dengan
natrium asetat atau piridina sebagai suatu katalis basa. Jika reaksi itu
dilakukan di bawah 0oC. reaksi asilasi akan lebih cepat daripada
antar-pengubahan anomerik α-β. Pada kondisi ini baik α- ataupun β-D-glukosa
menghasilkan pentaasetat atau padanannya. Pada temperatu yang lebih tinggi
diperoleh suatu campuran α- dan β-pentaasetat, dengan β-pentaasetat lebih
melimpah.
d. Pembentukan eter
d. Pembentukan eter
Dimetil sulfat
adalah suatu ester anorganik dengan gugus pergi yang sangat baik. Senyawa ini
digunakan untuk membentuk eter metal. Bila suatu monosakarida diolah dengan
dimetil sulfat yang berlebih dan NaOH, semua gugus hidroksil (termasuk gugus OH
hemiasetal atau hemiketal) diubah menjadi gugus metoksil.Dalam suatu sintesis
eter Williamson yang lazim,
(RO- + RX à ROR + X-), alkoksida itu harus dibuat dengan suatu basa yang lebih kuat daripada NaOH. Dalam hal karbohidrat, NaOH merupakan basa yang cukup kuat untuk menghasilkan ion alkoksida. Efek induktif dari oksigen-oksigen yang elektronegatif pada karbon-karbon yang berdekatan membuat tiap gugus hidroksil lebih asam daripada suatu gugus hidroksil dalam suatu alkohol biasa). Karena ikatan asetal stabil dalam basa, konfigurasi pada karbon anomerik dari suatu glikosida tidak berubah dalam reaksi metilasi ini.
(RO- + RX à ROR + X-), alkoksida itu harus dibuat dengan suatu basa yang lebih kuat daripada NaOH. Dalam hal karbohidrat, NaOH merupakan basa yang cukup kuat untuk menghasilkan ion alkoksida. Efek induktif dari oksigen-oksigen yang elektronegatif pada karbon-karbon yang berdekatan membuat tiap gugus hidroksil lebih asam daripada suatu gugus hidroksil dalam suatu alkohol biasa). Karena ikatan asetal stabil dalam basa, konfigurasi pada karbon anomerik dari suatu glikosida tidak berubah dalam reaksi metilasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar demi kemajuan blog.
trima kasih...