KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penyusunan laporan tugas Proses Industri Kimia ini dengan judul
:
Industri Asam Sulfat dapat
selesai tepat pada waktunya. Sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan tugas
semester ganjil yang merupakan salah satu syarat agar dapat mengikuti Ujian
Tengah Semester nantinya.
Penyusunan
laporan ini merupakan pertanggungjawaban mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Proses
Industri Kimia sebagai perwujudan berdasarkan pengamatan yang kami dapatkan. Terselesainya
laporan tugas Proses Industri Kimia ini tidak lepas dari bimbingan dosen dan
beberapa refrensi yang kami dapatkan dari literature buku maupun internet.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan juga bagi
mahasiswa ITATS pada umumnya.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Asam
sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi, antara lain
industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam sulfat
merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam kapasitas
besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam sulfat agar
mengurangi biaya pembelian bahan baku.
B. Tujuan
Ø Mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat
Ø Mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat
Ø Mengetahui cara pengolahan asam sulfat
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah mempelajari
sumber bahan
baku, jenis pengolahan dan cara pengolahan asam sulfat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak
dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis.
Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam,
yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di
atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit).
Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar
seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui
oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari
oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam
ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan
menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.
Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada
asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air dan
bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan densitas kedua
cairan. Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di
atas asam. Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium,
seperti:
H2SO4 + H2O → H3O+
+ HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan,
asam sulfat merupakan agen pengeringan yang baik, dan digunakan dalam
pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah
kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini
dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen.
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan
kimia yang menyebabkan hujan asam. Memang tidak mudah membayangkan
bahwa bahan kimia yang sangat aktif, seperti asam sulfat, juga merupakan bahan
kimia yang paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting.
Zat ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan garam – garam sulfat dan untuk
sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan
agak murah. Bahan ini dipakai dalam berbagai industri, tetapi jarang muncul
dalam produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, plat timah,
pengolahan minyak, dan dalam pewarna tekstil.
Adapun sifat –sifat kimia dan fisika dari asam
sulfat sendiri adalah sebagai berikut :
Sifat
kimia :
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam
(HA) dan air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi
HA dengan air:
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada
jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam
terurai). Misalnya, nilai Ka
untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu,
sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan;
sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai
sebagian). Misalnya, nilai Ka
untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF, relatif
lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3,
H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik
merupakan asam lemah.Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya
membentuk larutan penyangga.
Sifat fisika :
Titik leleh (°C) : 10
Titik didih (°C) : 290
Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)
Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)
Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)
B.
Sumber
Sumber
dan bahan baku dari asam sulfat adalagh belerang. Belerang di alam terdapat di
kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang terdapat
dalam keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida. Belerang dalam
keaadaan unsur bebas terdapatdari dareah gunung berapi dan dalam tanah. Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat dalam garam sulfida seperti pirit,
sengblende, atau garam-garam sulfat seperti gips, barium sulfat maupun
magnesium sulfat. Dalam bentuk senyawa organik,
belerang terdapat dalam minyak bumi, batu bara dan gas alam, yaitu gas
hidrogen sulfida.
Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan
sumber air panas dan juga bawah tanah. Belerang juga terdapat dalam bijih, seperti galena
(PbS), hidrogen sulfida dalam gas alam dan minyak bumi dan sebagai belerang di
laut.
Penambangan
belerang
Belerang diambil dari bawah tanah dengan proses
Frasch. Tiga pipa konsentris yang dibor ke dalam deposit belerang. Air
superpanas (180 ° C, di bawah tekanan) dipompa ke bawah melalui pipa terluar, hal
ini mencairkn belerang (titik leleh 1130C).
Udara bertekanan dipompa ke bawah melalui pipa di
bagian dalam untuk mendorong belerang cair dan uap pipa akan sampai ke
permukaan melalui pipa bagian tengah.
Belerang juga diperoleh dari sulfida hidrogen dalam gas
alam dan minyak bumi. Pembakaran tidak sempurna dari H2S dalam
tungku menghasilkan SO2 dan S.
3H2S (g) + O2
(g)
2H2S (g) +
3S (g) + SO2 (g)
Campuran ini didinginkan untuk menghasilkan belerang. Gas-gas
kemudian dilewatkan melalui katalis dan dipanaskan.
2H2S (g) + SO2
(g)
2H2O (g) +
3S (g)
Pendinginan mengembunkan belerang yang tersisa
(titik didih 445 ° C).
belerang juga dihasilkan sebagai belerang
dioksida ketika logam yang dilebur adalah suatu bijih sulfida. Sebuah
persamaan umum untuk reaksi ini, dengan menggunakan M untuk menyatakan logam
(seperti tembaga, seng atau besi), dapat ditulis sebagai:
MS + O 2 (g)
M (s) + SO 2
(g)
M logam oksida logam sering membentuk MO.
C. Sejarah Perkembangan Industri Asam Sulfat
Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
Asal usul Pengenalan asam sulfat kurang jelas, tetapi zat ini sudah disebut –
sebut sejak abad kesepuluh. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan
saltpeter, pertama kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada
tahun 1746, Roebuck dari Birmingham ( Inggris ) memperkenalkan proses kamar
timbal. Proses yang menarik ini, namun sekarang sudah kuno, diuraikan secara
rinci di dalam edisi ketiga buku ini dan dalam buku – buku lainnya.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun
1831 oleh Phillips, seorang inggris, yang patennya mencakup aspek – aspek
penting dari proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur
dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur
trioksida di dalam asam sulfat 98,5 % sampai 99 %.
D.
Manfaat atau Kegunaan Asam
Sulfat
Pembuatan Pupuk , pada waktu superfosfat
merupakan pupuk fosfat yang utama, pabrik asam proses kamar dan pabrik
superfosfat biasanya dibangun dan dioperasikan pada lokasi yang sama. Biasanya
kedua pabrik ini merupakan pabrik – pabrik kecil yang dibangun didekat daerah
pertanian .
Sekarang
orang lebih banyak menggunakan pupuk dengan konsentrasi tinggi agar biaya
transportasi dan pemakaiannya menjadi lebih rendah. Pabrik tripel superfosfat
lebih padat modal dari pada pabrik superfosfat biasa. Pabri ini dibangun dalam
skala lebih besar, dan sebagaimana halnya dengan superfosfat terdahulu,
dioperasikan pada lokasi yang sama dengan pabrik kontak. Asam yang dihasilkan
mempunyai konsentrasi 93,2 % H2SO4 dan dapat disimpan
dengan aman didalam tangki baja. Asam ini diencerkan dalam fasilitas produksi
fosfat bilamana diperlukan.
Asam
sulfat yang dibuat dalam pabrik asam kamar, tersedia dalam beberapa kualitas,
masing – masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu. Kualitas 53° sampai
56°Be’ digunakan untuk pembuatan superfosfat , asam ini dibuat dalam pabrik
asam kamar tanpa memerlukan operasi pemekatan yang mahal. Kualitas 60°Be’
dipakai dalam pembuatan sulfat – sulfat ammonia, tembaga (batu biru ,
bluestone), alumuniaum (alum), magnesium (garam Epsom), seng, besi (koperas),
dan sebagainya serta asam – asam organik, seperti asam sitrat, oksalat, asetat,
tartrat.
E. PEMBUATAN ASAM SULFAT
1.
Macam – macam proses pembuatan Asam
Sulfat
Pada waktu masalahnya hanya membuat H2SO4 pada
konsentrasi sedang dari SO2 yang dibangkitkan melalui pembakaran
pirit dan pada waktu energi masih murah, pabrik H2SO4
relatif sederhana. Tetapi setelah harga energi meningkat tinggi sekali, energi
yang banyak yang dihasilkan dari oksidasi belerang dan sulfur dioksida menjadi
suatu komoditi yang amat berharga. Pabrik – pabrik melakukan berbagai
modifikasi besar agar dapat memanfaatkan energi ini untuk membangkitkan uap
bertekanan tinggi guna pembangkitan tenaga listrik . Dengan demikian, energi
dapat dipulihkan sebanyak – banyaknya, sedang energi yang digunakan dalam
proses dibuat seminimum mungkin. Gabungan antara pabrik kimia dan system
pembangkitan listrik (atau uap) disebut Kogenerasi. Oleh karena itu, pabrik
asam sulfat modern merupakan suatu system pembangkit tenaga listrik. Fungsi
kedua ini tentu saja membuat system operasi pabrik tersebut menjadi lebih
rumit, tetapi biaya produksi asam sulfat menjadi lebih murah atau rendah.
Pabrik – pabrik juga dibuat jauh lebih besar agar dapat memanfaatkan ekonomi
skala besar.
Pembuatan dengan proses kamar timbal
Pada proses ini campuran gas SO2 dan udara
dialirkan kr dalam bilik yang dilapisi timbel (Pb) dengan menggunakan katalis
NO dan NO2. Pada campuran gas-gas ini dialirkan uap air, reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) + NO(g) +
NO2(g) + H2O
2HNOSO4(aq) (asam
nitrosil)
2HNOSO4(aq) + H2O 2H2SO4(aq)
+ NO(g) + NO2(g)
Pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbel
adalah cara yang pertama dilakukan. Dari proses itu, asam sulfat yang
dihasilkan hanya mencapai kadar 80% berat, sedangkan saat ini penggunaaan asam
sulfat dalam industri adalah dengan kadar yang sangat tinggi yaitu 98% berat.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan asam sulfat dengan kadar 98% tidak dimungkinkan dengan cara proses kamar
timbel, tetapi diperoleh dengan proses kontak
Pembuatan Dengan Proses Kontak
Sampai
tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di Amerika
Serikat, walaupun proses ini sudah sangat berperan di Eropa, di mana terdapat
kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada
sulfonasi, terutama pada industri zat warna . Dalam periode 1900 sampai 1925,
banyak pabrik asam kontak yang dibangun
dengan menggunakan platina sebagai katalis . pada tahun 1930 , proses
kontak ini telah dapat bersaing dengan proses kamar pada segala konsentrasi
asam yang di hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an , kebanyakan fasilitas
yang baru di bangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis vanadium.
Proses
kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur – angsur dan menggunakan
absorpsi ganda ( juga disebut katalis ganda ) , sehingga hasilnya lebih tinggi
dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang .
Baru – baru ini , peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas
emisi SO2 maksimum yang diperbolehkan dari pabrik asam dan
mengharuskan semua pabrik menggunakan proses absorbsi ganda , atau kalau tidak
dilengkapi dengan system pembasuhan gas cerobong , sehingga tingkat emisinya
setingkat dengan hasil cara pertama.
Kalor
pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah atau ketel uap
dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur belerang serta
untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu hasil pabrik
itu. Pabrik – pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6 MPa , lebih
tinggi dari tekanan 2 MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.
Reaksi SO2
menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik . Tetapan
keseimbangan 19 untuk reaksi ini dihitung dari tekanan bagian sesuai
dengan hokum aksi massa dan dapat dinyatakan sebagai :
Nilai Kp telah
ditentukan dari percobaan dan nilai ini atas dasar P dalam atmosfer.
·
Proses – proses pembuatan Asam Sulfat dilakukan dengan cara :
a.
Pembakaran
b.
Oksidasi
c.
Menaikan Tekanan
d.
Absorber
e.
Penguapan
2. Bahan Baku
Katalis
Fungsi katalis dalam
setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis konversi
sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang disusupi dengan
lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial mengandung garam
kalium ( sulfat , pirosulfat dan sebagainya ) disamping V2O5.
Pada suhu operasi pewaris aktif ialah garam lebur yang terdapat pori – pori
pelet silika.
Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang
paling penting dalam industri pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam
dalam wujud bebas dan dalam keadaan senyawa pada bijih – bijih seperti pirit (
FeS2 ) , Sfalerit ( ZnS ) dan Kalkopirit ( CuFeS2 ) . Bahan ini juga terdapat di dalam minyak
dan gas bumi ( sebagai H2S ). Penggunaannya yang terbesar adalah
dalam pembuatan asam sulfat.
3.
Komposisi , sifat fisika dan kimia bahan
baku
Asam sulfat terdiri dari sulfur atau belerang dan beberapa gabungan
dari unsur – unsur lainnya. Sekeping sulfur melebur menjadi cairan merah darah.
Apabila terbakar, ia mengeluarkan nyala berwarna biru.Pada suhu bilik, sulfur
adalah satu bubuk lembut berwarna
kuning terang. Walaupun sulfur adalah terkenal dengan baunya yang tidak
menyenangkan - kerap disamakan dengan telur-telur busuk - bau tersebut adalah
sebenarnya ciri bagi hidrogen sulfida (H2S); sulfur dalam
keadaan unsur adalah tidak berbau. Ia terbakar dengan nyalaan biru dan
mengeluarkan sulfur dioksida, yang dikenali kerana bau peliknya
yang menyesakkan. Sulfur adalah tak larut dalam air tetapi larut dalam karbon disulfida dan pada kadar kelarutan yang
kurang sedikit dalam pelarut organik lain seperti benzena. Keadaan pengoksidaan sulfur yang biasa
termasuk −2, +2, +4 dan +6. Sulfur membentuk sebatian stabil bersama semua
unsur kecuali gas nadir.
Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud
sebagai siklik berbentuk mahkota yang terdiri daripada molekul-molekul S8.
Sulfur mempunyai banyak alotrop selain S8. Dengan membuang satu atom
daripada mahkota akan menghasilkan S7, yang yang berperanan dalam
warna kuning sulfur yang unik. Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang
disediakan, termasuk S12 dan S18. Secara bandingannya,
jirannya oksigen
yang lebih ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang mempunyai kepentingan
kimia: O2 dan O3. Selenium, analog sulfur yang lebih berat boleh membentuk
cincin tetapi lebih sering dijumpai sebagai satu rangkaian polimer.
Suatu sifat unik ialah kelikatan
sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan kebanyakan cecair lain, ia meningkat
dengan suhu oleh keranapembentukan rangkaian-rangkaian polimer.
Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang tertentu, kelikatan mula menurun
kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan
rantaian-rantaian.Sulfur amorfus atau "plastik" boleh dihasilkan melalui
pendinginan segera sulfur yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahawa
bentuk amorfus mungkin mempunyai satu struktur berlingkar dengan lapan atom setiap pusingan. Bentuk ini
adalah metastabil pada suhu bilik dan ia akan beransur-ansur
kembali semula kepada bentuk hablur. Proses ini berlaku dalam tempo antara
beberapa jam hingga beberapa hari.
F. DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN ASAM SULFAT
·
Pembakaran
Bahan baku biasanya adalah belerang dan berbagai
bijih sulfid. Oleh karena belerang cair biasanya lebih murni dan biaya
transpornya lebih murah , belerang biasanya didatangkan dan disimpan dalam
keadaan cair . zat cair itu dipompakan dalam tangki penimbunan malalui pipa –
pipa berpemanas dan disemprotkan ke dalam tanur dengan menggunakan pembakar
yang hampir serupa dengan yang biasanya dipakai untuk menyuling minyak bakar.
·
Pengolahan Gas Bakar
Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin
mengandung karbon dioksida, nitrogen dan berbagai ketakmurnian seperti klor ,
arsen , fluor , sedikit debu. Arsen dan fluor hanya ada apabila bahan yang
dibakar bukan belerang unsur. Guna mencegah terjadinya korosi oleh gas dari
pembakaran , biasanya udara untuk pembakaran belerang dan oksidasi SO2
itu dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3 mg/m3.
·
Penukaran Kalor dan Pendingin
Sebelum gas itu ditumpahkan kedalam konventer
tahap pertama , biasanya suhunya diatur
agar mencapai suhu minimum yang diperlukan supaya katalis dapat
meningkatkan kecepatan reaksi dengan cepat , biasanya pada suhu 425°C sampai
440°C. Gas itu harus didinginkan lagi diantara tahap – tahap katalis agar
menghasilkan konversi yang tinggi.
·
Konventer
Konversi Kimia sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida
dirancang untuk menghasilkan konversi maksimum dengan memperhatikan bahwa :
Keseimbangannya merupakan fungsi kebalikan suhu
dan fungsi langsung rasio oksigen terhadap sulfur dioksida.
Laju reaksi
merupakan fungsi langsung suhu
Komposisi
gas dan banyaknya katalis mempengaruhi laju konversi dan kinetika reaksi
Penyingkiran
sulfur trioksida yang terbentuk sehingga lebih banyak sulfur dioksida dapat
dikonversi
·
Absorber Sulfur Trioksida
Sudah sejak lama diketahui bahwa asam sulfat
dengan konsentrasi 98,5 persen – 99 persen merupakan bahan yang paling efisien
untuk digunakan sebagai penyerap sulfur trioksida, mungkin karena asam dengan
konsentrasi tersebut mempunyai tekanan uap yang jauh lebih rendah dari
kosentrasi – konsentrasi lainnya. Asam dengan konsentrasi tersebut digunakan
pada absorber – antara dan absorber – akhir. Untuk menyerap SO3 secara hampir
sempurna, sebelum gas yang telah terkonversi sebagian itu masuk kembali ke
dalam konvertor dan gas limbah dibuang ke udara. Dalam hal ini, air tidak dapat
digunakan karena kontak langsung antara sulfur trioksida dan air akan
menghasilkan kabut asam yang hampir tidak mungkin diabsorbsi. Oleh karena asam
penyerap itu terus menjadi lebih pekat, maka harus disediakan fasilitas untuk
menyerap bagian asam yang keluar dari absorber yang akan diresirkulasikan. Asam
resirkulasi ini diencerkan dengan menambahkan asam sulfat encer atau air dalam
jumlah yang diperlukan, sehingga mendinginkan asam penyerap, dan kelebihan asam
yang ada dikeluarkan dari system untuk kemudian dijual.
·
Blower
Blower digunakan untuk menghembuskan udara atau
gas yang mengandung belerang melalui peralatan pengolahan. Blower ini
ditempatkan di dalam aliran sehingga dapat menangani udara atau gas yang
mengandung sulfur dioksida.
·
Pompa Asam
Pompa biasanya dibenamkan di dalam tangki pompa
yang terbuat dari baja berlapis bata yang terdapat di dalam daerah proses.
Pompa ini dapat digerakkan dengan motor listrik atau turbin uap.
·
Pompa Belerang
Digunakan untuk memompakan belerang dari sumur
penimbunan ke dalam atomizer dan
pembakar belerang. Pompa ini mempunyai pipa – pipa penyaluran luar bermantel
uap, sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur
belerang adalah 115 C.
·
Pendingin Asam
Asam yang disirkyulasikan pada menara absorbsi
harus didinginkan untuk mengeluarkan kalor absorbsi dan kalor sensible gas
masuk. Asam yang disirkulasikan pada menara pengering harus pula didinginkan
untuk mengeluarkan kalor pengenceran dan kalor kondensasi kelembapan yang
terdapat di dalam gas atau udara masuk.
·
Pemurnian Gas
Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida
yang tidak murni, misalnya gas yang keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan
bijih besi dan proses – proses lain, biasanya mempunyai ketel kalor limbah.
Presipitator elektrostatik untuk pengumpulan debu, menara pembasuh dan pencuci,
dan akhirnya presipitator elektrostatik untuk pemisahan kabut asam seerta sisa
debu dan uap. Sesudah itu, gas siap untuk masuk ke dalam menara pengering.
·
Bahan Konstruksi
Dalam system pemurnian gas, baja digunakan untuk
menangani gas sulfur dioksida yang mempunyai suhu di atas titik embun asam.
Untuk suhu di bawah titik embun dan untuk zat cair, digunakan timbale, baja
berlapis timbale, dengan lapisan bata atau tidak, baja paduan dan bahan plastic
untuk kondisi operasi tertentu. Pendinginan asam lemah dalam system pemurnian
gas tidak boleh dibuat dari besi cor atau baja karena bahan ini akan terkorosi
dengan cepat.
·
Pemulihan Asam Sulfat Bekas Pakai
Sebagian besar asam sulfat yang dipakai dipulihkan
untuk didaur ulangkan, asam bekas pakai biasanya disebut dengan asam limbah.
Tetapi istilah ini salah kaprah. Kebanyakan pemakai tidak mengkonsumsi asam
itu, tetapi mengencerkan atau mengkontaminasinya. Sebagian asam ini dapat
dipulihkan dan digunakan kembali dengan biaya lebih murah dari asam perawan.
Sebagian asam ini terpaksa dipulihkan karena ketentuan lingkungan atau untuk
menghidari pengeluaran biaya untuk netralisasi.
·
Pencemaran Oleh Belerang
Masalah pengurangan pencemaran oleh belerang dan
senyawanya sudah banyak diteliti dengan harapan bahwa pada suatu waktu nanti
semua belerang itu dapat dipulihkan dan digunakan kembali. Desulfurisasi bahan
bakar biasanya menghasilkan belerang dalam bentuk dalam hydrogen sulfide.
Sulfur dioksida dari peleburan non loganm non fero atau pembakaran bahan bakar
paling ekonomis bila dipulihkan sebagai
asam sulfat dan kadang – kadang juga sebagai sulfur dioksida cair, belerang,
atau garam – garam sulfat. Asam sulfat sudah lama dibuat dari gas berkadar
tinggi dari pabrik peleburan mempunyai penyaluran ke pasaran.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil makalah yang kami buat dapat kami simpulkan bahwa
dalam materi mata kuliah Proses Industri Kimia yaitu Industri Asam Sulfat,
sangatlah penting untuk mengetahui asal-usul asam sulfat itu sendiri. Hal ini
bisa membantu untuk mahasiswa dalam penerapan proses industri kimia yang
nantinya akan di perlukan dalam proses pembuatan asam sulfat itu sendiri.
SARAN
Semoga tugas yang diberikan di mata kuliah Proses
Industri Kimia ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi kami mahasiswa
ITATS jurusan teknik kimia pada khususnya serta mahasiswa ITATS pada umumnya.
Demikian hasil makalah kami,semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Penulis
mengucapkan terima kasih bagi pihak-pihak yang selalu membantu, sehingga
makalah ini bisa selesai, dan penulis juga menyadari kekurangan-kekurangan
dalam pembuatan makalah ini.
Maka kami pun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan kami mengenai materi dari proses
Industri Kimia ini.
DAFTAR
PUSAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia
(jilid 1) Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
R.A. DAY, JR.& A. L. UNDERWOOD. 1998.
Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi Keenam).
Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. Joan S. Fessenden. 1999. Kimia
Oraganik edisi ketiga. Erlangga
: Jakarta.
www. Wikipedia.com
www. KompasCyberMedia.com